Cerita ini adalah kisah nyata yang merupakan pengalaman pribadi saya.
Nama saya Andre, dan saya bekerja di sebuah perusahaan multi nasional di
Jakarta. Beberapa bulan yang lalu perusahaan saya mengadakan workshop
regional di Bali. Workshop diadakan di Hard Rock Hotel selama 4 hari,
dan yang hadir kebanyakan dari Singapura, Thailand, Malaysia, Hong Kong
dan sebagainya. Jumlah peserta sekitar 40 orang, dan selama
berlangsungnya workshop kami dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri
dari masing-masing sekitar 8 orang. Karena banyaknya aktivitas yang kami
lakukan bersama, otomatis kami jadi kenal dengan baik satu dengan
lainnya, terutama rekan-rekan yang satu kelompok.
Di kelompok saya ada 1 peserta dari Malaysia, namanya Irma yang
menurut saya sangat cantik. Kulitnya putih mulus dan juga sangat seksi.
Dari pertama kenal saya sudah tertarik dengannya, dan saya berusaha
untuk dapat lebih dekat dengan dia. Karena kebetulan kami menangani
bagian yang sama, walaupun dia di cabang Kuala Lumpur dan saya Jakarta,
banyak hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang dapat kami bicarakan.
Sehingga dalam 2 hari kami sudah cukup dekat. Dari pembicaraan yang
bersifat pekerjaan, pembicaraan kami sampai juga ke yang bersifat
pribadi, dan saya mulai mengenal Irma lebih jauh. Irma ternyata
sudah memiliki pacar di Malaysia, dan rencanya tahun depan dia akan
menikah. Terus terang, waktu pertama kali mendengar itu saya kecewa,
tapi saya berjanji pada diri sendiri kalau saya tidak akan menyerah
begitu saja.
Karena acara kami setiap harinya berlangsung dari pagi hingga sekitar
jam 9 malam harinya, otomatis hampir semua kegiatan kami lakukan di
hotel. Paling-paling sore harinya kami keluar untuk berbelanja di
sekitar Kuta. Hari Rabu malam (hari ketiga) saya tidak dapat tidur. Dan
sekitar jam 11 malam saya menelepon kamar Irma dan mengajak dia keluar
untuk berjalan-jalan di pantai. Di luar dugaan, ternyata dia setuju dan
kami pun kemudian ke pantai Kuta yang terletak persis di seberang
Hotel. Kami duduk di tepi pantai yang gelap dan berbicara banyak hal
sambil memandangi ombak dan bintang-bintang. Karena suasana pantai yang
sangat romantis, perasaan kami terhanyut dan saya memberanikan diri
untuk mengutarakan perasaan saya. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk
sebelah tangan dan dia mengakui bahwa dia juga suka dengan saya.
Sekitar jam 1 pagi dia mengajak saya balik ke hotel, karena sudah
larut malam dan besok paginya masih ada aktivitas lagi walaupun sudah
hari terakhir. Saya ajak Irma untuk tidur di kamar saya, tetapi dengan
halus dia menolak, alasannya dia belum siap karena kami baru saling
kenal.
Besok harinya kami berpura-pura tidak ada apa-apa di antara kami, dan
kami pun bekerja dalam kelompok seperti biasanya. Terus terang saya
sudah tidak sabar untuk menunggu malam tiba dan berduaan dengan dia
lagi. Karena malam terakhir, kantor kami mengadakan acara makan malam di
Nusa Dua dan kami baru kembali ke hotel sekitar jam 10 malam. Begitu
sampai di hotel, saya tanya Irma apakah saya boleh main ke kamarnya
karena rencananya itu adalah malam terakhir saya di Bali. Irma dengan
rekan-rekannya baru kembali ke Malaysia hari Minggu, sedangkan saya
rencananya kembali ke Jakarta hari Jumat pagi. Eileen bilang boleh, tapi
sekitar setengah jam lagi karena dia mau mandi dulu.
Saya pun kembali ke kamar, mandi dan menunggu dengan tidak sabar.
Sekitar jam 10:30 malam, saya ke kamar Irma. Waktu itu Irma baru
selesai mandi dan rambutnya masih basah. Dia mengenakan baju kaos putih
yang panjangnya sepaha dan tidak mengenakan celana pendek lagi. Irma
mempersilakan saya duduk di tempat tidur dan dia lalu ke kamar mandi
untuk mengeringkan rambutnya.
Dari tempat tidur saya dapat melihat dia di kamar mandi, dan malam
itu Irma terlihat sangat cantik. Saya tidak tahan lagi, dan kemudian
bangun mendekati dia di kamar mandi.
Saya peluk dia dari belakang dan Irma berkata, “Wait honey, let me finish first. After I’m done I’ll give you a night that you won’t forget”.
Saya pun kembali ke kamar dan duduk di tepi ranjang. Setelah selesai Irma keluar dan berdiri di depan pintu kamar mandi. Karena baju kaosnya cukup tipis, lekuk badan Irmaterlihat jelas, dan saya tahu kalau dia tidak mengenakan bra di balik baju kaosnya. Putingnya samar-samar terlihat di balik baju kaosnya yang tipis.
Saya berdiri dan segera menciumnya dengan penuh nafsu. Ternyata dia
juga memberikan reaksi yang sama, dan kemudian saya menggendong dia ke
ranjang.
“Have you done it before..?” tanya saya.
“No, I haven’t. My boyfriend asked for it many times, but I always told him to wait until we’re married..” katanya.
Dia terdiam sejenak dan kemudian berkata, “But I think I want to do it with you tonight..”
Wow, sebuah kalimat yang membuat saya serasa ‘melayang’.
Irma menyuruh saya tiduran, dan dia mulai melepaskan baju kaos dan
celana pendek yang saya kenakan. Saya coba untuk membuka baju kaosnya,
tapi dia minta saya untuk tunggu dulu.
“Not that fast, honey..” katanya.
Eileen kemudian menciumi saya dengan penuh nafsu, dan tangannya dimasukkan ke dalam celana dalam saya, dan mulai memainkan kemaluan saya. Saya sudah sangat terangsang dan segera membalikkan tubuhnya sehingga posisi saya sekarang di atas.
Saya lepas baju kaosnya, dan di depan saya terpampang pemandangan
yang sangat indah. Irma yang telentang dan hanya mengenakan celana
dalam putih transparan terlihat begitu menantang. Bulu kemaluannya yang
lebat terlihat dengan cukup jelas di balik celana dalamnya. Buah dadanya
sangat indah dengan puting yang berwarna coklat kemerahan, sangat
kontras dengan tubuhnya yang putih mulus. Saya menjilati putingnya dan
Irma terlihat begitu menikmati.
“Take off your underwear please..!” katanya.
Saya lepas celana dalam saya, dan Irma kemudian memandangi kemaluan saya yang sudah sangat terangsang. Dia meminta saya tiduran dan kemudian mulai menjilati tubuh saya dari atas sampai kemaluan saya. Sungguh luar biasa, dan Irma ternyata cukup ahli dalam melakukan oral seks. Pasti dia sering melakukannya dengan pacarnya, pikir saya.
Saya minta dia berubah posisi, sehingga kemaluannya sekarang persis
di atas kepala saya. Saya sengaja tidak melepaskan dulu celana dalamnya
karena saya ingin menikmati keindahan ini perlahan-lahan. Saya jilati
selangkangannya dan sekali-sekali menyibakkan celana dalamnya, sehingga
kemaluannya yang ditumbuhi bulu lebat itu terlihat. Kemaluan Irma
sangat harum karena dia baru saja selesai mandi dan memang kelihatan
kalau Irma orangnya sangat bersih. Beberapa menit kemudian dia berdiri
dan melepaskan celana dalamnya. Di depan saya adalah pemandangan yang
sangat indah, belum pernah saya melihat wanita secantik Irma tanpa
busana di hadapan saya.
“Let’s do it, now Honey.. I’m so turn on..” pintanya.
Irma pun kemudian merebahkan diri dan membuka kedua pahanya lebar-lebar. Saya jilati selangkangannya dan kemaluannya.
“Ah.. ah.. come on.. do it now, I can’t stand it anymore..”
Saya tidak menghiraukan dia dan kemudian menyibakkan rambut kemaluannya dan mulai menjilati klitorisnya.
“Ah.. please.. please.., do it now.. please..!” pintanya.
Saya terus jilati klitorisnya, dan suara erangannya menjadi semakin keras tanda kalau Irma sudah sangat terangsang.
Sebelum Irma mencapai puncaknya, saya tarik badan Irma ke sisi
tempat tidur. Kakinya dibuka dengan lebar dan saya mencoba untuk
memasukkan kemaluan saya ke vaginanya. Walaupun Irma sudah sangat
basah karena terangsang, ternyata kemaluan saya tidak mudah untuk masuk,
karena dia belum pernah melakukan ini sebelumnya.
“Honey.. slowly please.. it’s painful..”
Senti demi senti saya masukkan kemaluan saya sampai akhirnya masuk dengan penuh.
“Oh.. it feels good.. can you move your body now..?” katanya.
Saya pun mulai menggerakkan pinggul, dan dari kemaluannya saya lihat sedikit darah keluar tanda kalau dia memang masih perawan.
“Yes.. yes.. I like it.., faster please.. faster..!” katanya.
Beberapa menit kemudian saya minta dia untuk merubah posisi, dan kami melakukan doggy style. Ternyata Irma sangat menikmati posisi ini, apalagi posisi ini juga memudahkan saya untuk memegang buah dadanya yang lumayan besar dari belakang.
Selang beberapa saat, Irma mengeluarkan teriakan keras, “Ah.. ah.. I’m coming Honey.. I’m coming..”
Saya tahu kalau Irma sudah orgasme, dan saya pun terus mempercepat gerakan sampai akhirnya saya juga orgasme. Tentunya saya tidak ejakulasi di dalam vaginanya, karena saya tidak mengenakan kondom, dan saya tidak mau dia sampai hamil.
Setelah itu kami berdua ke kamar mandi dan mencuci bersih tubuh kami
yang penuh dengan keringat dan juga sedikit darah Irma. Selesai mandi
kami berendam di bathup sambil berpelukan. Sungguh nikmat rasanya. Malam
itu kami tidak tidur sama sekali dan kami berhubungan lagi 2 kali
sampai pagi.
Pagi harinya Irma meminta saya untuk tidak kembali ke Jakarta hari
itu dan menemani dia di Bali sampai hari Minggu. 2 hari berikutnya saya
habiskan waktu berkeliling Bali dengan Irma dan teman-temannya. Sayang
sekali saya tidak dapat terus berduaan dengan Irma karena dari
sebelumnya dia sudah janji dengan teman-temannya untuk liburan di Bali
setelah acara kantor selesai. Baru malam harinya kami bisa menikmati
waktu berdua dan waktu itu terasa amat singkat dan hari Minggu pagi Irma sudah harus kembali ke Malaysia dan saya ke Jakarta. Sebelum
berpisah kami berjanji untuk tetap akan saling berhubungan melalui
telpon dan e-mail dan berharap kami dapat melanjutkan hubungan kami.
Kami pun terus berhubungan melalui telpon dan e-mail sampai sekitar
satu setengah bulan kemudian saya menerima e-mail yang sangat
mengejutkan. Irma meminta saya untuk berhenti menelpon dan menulis
e-mail ke dia, karena pacarnya sudah mengetahui affair dia dengan saya,
dan dia lebih memilih pacarnya karena beberapa alasan yang terus terang,
sangat berat untuk saya terima.
Susah sekali untuk menerima kenyataan itu, dan saya masih terus
mengirim e-mail ke dia. Tidak ada satu pun e-mail saya yang dibalas,
sampai akhirnya saya sadar bahwa mungkin Irma memang bukan milik saya.
Mungkin suatu hari saya akan mendapatkan seseorang yang dapat
memberikan kebahagiaan dan kesenangan seperti yang telah diberikan Irma kepada saya.