Sebagai Mahasiswa dari daerah, aku masih lugu ekali tentang kehidupan
Ibukota Jakarta. Di Jakarta aku tidak punya sanak famili, jadi aku
tinggal disebuah rumah kos yang dikelola oleh seorang wanita kira-kira
berumur empat puluhan. Wanita itu tidak punya suami dan tidak punya
anak. Dia tinggal bersama dua orang pembantunya di rumah yang semegah
itu.
Aku memilih rumah kos ibu Ratna karena lokasinya dekat dengan
Kampusku. Rumah kos itu terdiri dari banyak kamar, yang dihuni oleh
Mahasiswa/mahasiswi, pelajar, karyawan swasta, hostess, dan berbagai
kalangan profesi. Aku memilih kamar yang paling murah dengan fasilitas
yang paling sederhanya, letaknya paling belakang, pojok dekat dengan
kamar pembantu. Aku memilih kamar itu, karena sewanya yang paling murah.
Jika mengambil kamar dilantai atas, bisa bangkrut aku. Apalagi kamar
yang dekat kamarnya ibu Ratna, barangkali jauh lebih mahal. Memang ada
dua kamar disamping kamar ibu Ratna, kamar itu dibiarkan kosong, katanya
untuk sanak famili yang menginap.
Pergaulan di rumah kos itu tampaknya acuh tak acuh, Lu ya elu, gue ya
gue, individualistis sekali. terus terang, aku yang paling minder
disana, karena aku yang paling “kere”. Walau aku kere, tapi terkadang
aku sok pede, sok yakin, sok percaya diri. Diantara penghuni kos, akulah
yang paling sering ngobrol dengan Ibu Kos. yang lainnya sibuk enggak
punya waktu. bahkan pernah diajak makan bersama diruang makannya yang
megah itu. Ternyata dia ramah sekali, lembut, sopan santunnya tinggi
sekali, bahkan dia selalu memaklumi aku jika aku terlambat membayar uang
kos. Kalau yang lainnya, ada yang sering nunggak bayar kos, dan
nasibnya disuruh mengosongkan kamarnya alias disuruh pergi !!!
Kabanyakan dari mereka adalah wanita. kayaknya dia tak suka sama wanita.
Aku pernah nunggak tujuh bulan, Bu ratna tetap senyum-senyum saja
menerima penjelasanku, kenapa aku terlambat. Dan selalu mengatakan Its
Okey ?! No Problem !!!. kamu itu kan adik saya ?!. Jawabannya itu lho ?
membuat aku GR banget, dan membuat aku bingung, kenapa hanya aku
mendapat pelayanan istimewa ? mendapat previlage berlebihan ?
Semua jawaban itu baru terkuak ketika pada suatu malam dengan hujan
yang sangat lebat kira-kira pukul 12.00 malam, dimana rumah kos itu
sunyi sekali dan sebagian besar penghuninya pulang kampung karena musim
liburan panjang. Kamarku yang dibelakang dan pojok, malam itu bocor,
gentingnya memang sudah pada enggak karuan, kasurku basah kuyup, aku
kuwalahan menghadapi air hujan sialan itu. Aku hanya bisa mojok sambil
kedinginan. Dan…..tiba-tiba pintu diketuk dari luar. Aku membukanya,
astaga ! Ibu Ratna yang datang.
” Kamarmu bocor ya ?, yuk pindah diatas saja, kasihan kamu kedinginan
ya ” Tanya nya. Aku mengangguk dan tanpa pikir panjang lantas bergegas
pergi ke kamar atas bersama Ibu kosku. Aku diajaknya ke kamar dia, dan
aku diberikan handuk untuk mengeringkan rambutku yang kena bocoran air
hujan tadi dikamarku. Aku menuruti perintahnya, disuruhnya sekalia saja
aku mandi air hangat di kamar mandi pribadinya, aku nurut saja. Kapan
lagi ? kesempatan mendapat pelayanan dengan fasilitas yang sangat OK.
Selesai mandi, aku keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang
melingkar dibagian perutku, hanya untuk menutupi bagian vital tubuhku
saja. Begitu aku melihat bu Ratna, aku terkejut sekali, dia sudah ganti
pakaian dengan busana tidur yang tipis sekali, dia tidak pakai BH dan
bagian bawahnya tampaknya juga begitu, gaun itu transparant sekali
diterpa sinar lampu kamar itu yang terang benderang. Dia berdiri
dihadapanku, aku sempat gugup dan salah tingkah. Tiba-tiba dia menarik
lenganku, aku dipeluknya dan bibirku diciumnya. Kontan saja handuk yang
melingkari alat vitalku melorot dan membuat aku bugil. Aku masih
terdiam, pasrah saja, gugup tidak tahu apa yang harus kuperbuat.
Tanganku ditarik bu ratna, ditempelkannya di teteknya yang besar itu. ”
Remas-remas dong sayang ? remas yang mesra ya ?” pintanya. Aku
melakukannya dan kuelus dan kuremas-remas tetek itu. Dia
menggeliat-geliat. Posisi kami masih berdiri tegak, alat vitalku berdiri
tegak pula besar dan kencang sekali. Bu Ratna melepas pelukannya dan
lantas menatapku sambil tersenyum manis sekali.
” Bingung ya ?” Tanyanya. Aku menggeleng tersipu. ” jangan takut,
enggak ada siapa-siapa disini, tidak ada yang berani naik ke kamarku
ini. Kamu suka ?” Aku mengangguk bego. Bu Ratna menuntunku ke tepi
tempat tidurnya. Dia merebahkan tubuhnya dengan kaki menjulur keluar
tempat tidur. Posisinya menantang sekali. Lekuk tubuhnya tampak jelas
sekali menerawang dari gaun transparan itu. Aku masih berdiri bugil. Ku
perhatikan mekinya bu Ratna yang besar dan seksi itu. Dia memberi
isyarat agar aku mendekat. Setelah aku duduk disisinya, dia bangkit dan
langsung mebuka gaunnya hingga kami sama-sama bugil alias telanjang
bulat. Jari jemari bu Ratna mengelus-elus alat vitalku, sambil dia
mendesah-desah manrik nafsnya panjang panjang. Dia birahi sekali
tampaknya.
Tak lama kemudian dia menjilati alat vitalku, dari mulai biji
kemaluanku hingga ke ujung atau kepala kemaluanku. Lantas diisapnya
dengan penuh penghayatan. Matanya merem melek. Dikocok-kocoknya alat
vitalku, ya karuan saja semakin tegang dan semakin membesar. ” Wah besar
sekali ? ” gumannya terkagum kagum melihat alat vitalku. ” Kamu macho
banget, jantan sekalii . Tidak salah aku memilih kamu, kamu masih muda
punyamu kelas super ” sambungnya sambil mengocok-ngocok kemaluanku.
” Kita main di sofa saja ya ? ” Ajaknya mesra. ” Baik bu ” jawabku. ”
Jangan panggil aku ibu, panggil saja aku Ratna, begitu kan lebih dekat
rasanya “. Kami pindah ke sofa, aku disuruhnya duduk dengan kaki dibuka
lebar. Dia naik diatasku dan langsung memasukkan kemaluan ke dalam
lubang mekinya, lalu beraksi dengan gerakan naik turun mengocok-ngocok
******ku. Ku peluk dia, kuciumi teteknya, dia semakin bernafsu. Diluar
sementara hujan semakin lebat angin bertiup kencang sekali. malam itu
kami larut dalam buaian surga dunia yang indah dan nikmat sekali.
Cerita Sex Ibu Kost Mantan Pelacur Ratna orangnya nyentrik sekali.
Dibagian bahunya ada tato kupu-kupu, gaya hidupnya juga kayak anak muda.
Meki ratna pulen sekali rasanya dan dalam. Tubuhnya langsing tinggi,
rambutnya sebahu lebat sekali, sama lebatnya seperti bulu mekinya itu.
Kami masih bertempur habis-habisan diatas sofa. Aku masih dibawah,
dia diatas. Goyangannya indah sekali, tampak dia profesional sekali
melayani aku.
” Kami sering jajan ya ?” tanyanya.
” Maksud kamu apa ratna ? ” Aku
balik bertanya.
” Yah..itu tuh…sering cari itu tuh….wanita “P” , sering
main dimana kamu ?”
” Ah…mana saya punya uang untuk yang begitu ”
” Tapi
mainanmu lihay sekali, nyodoknya juga oke banget lho, aku sudah dua
kali orgasme, masih belum puas, tapi kamu masih tetap bertahan kuat”
Jelasnya memuji. Aku diam saja, aku masih menjilati teteknya yang besar
dan montok itu.
” Sekarang kita main di tempat tidur, kamu diatas ya ?” Pintanya. Kami main diatas ranjang, aku posisi diatas. Aku dipeluknya erat sekali, bibirku dilumat habis oleh bu Ratna. Wah permainanya hot sekali.
” Sudah lama aku kesepian, tolong puaskan aku Ron, sepuas-puasnya ” Pintanya.
” Sampai pagi ?” jawabku.
”Ya bila perlu sampai pagi. Remas
tetekku, goyangnya yang kenceng dong ? terus ron…terus Ron…semakin
kedalam, Oohhh..mentok Ron ! enak banget Ron, ******mu besar banget,
sampai menthok banget nih…? tapi nikmat sekali, jilati tetekku Ron aku
sudah mau keluar, bareng ya keluarnya ? ” Pintanya memelas.
” Baik, aku
juga sudah mau keluar. Goyangin dong biar aku keluar “. Secara reflek
Ratna menggoyangkan pinggulnya dengan gerakan memutar-mutar seperti
penari hula-hula Hawai. Gila banget goyangnya, aku dibuatnya
kleenger…dan aku OOhhh….terus rat…terus…..nikmat Rat…mau keluar nih….”
Aku juga Ron, nikmat banget ya ? mainanmu itu enak banget…OOhhh…Ronyku
sayang……peluk aku Ron…..yang dalam
Ron…..terus…terus….menthok…..OOHhh….Rony aku keluar Ron ??!!!” Ratna
langsung meremas lenganku sekuat kuatnya, dia orgasme dan nikmat sekali
tampakya hingga dia meremas lenganku kuat-kuat.
” Gila lu ?! pinter banget, kau sudah tiga kali kamu baru keluar ” Kata ratna sambil bangkit dari tempat tidur dan memukulku dengan bantal dengan gaya bercanda. Dia duduk di sofa, kakiya ngangkang, tubuhnya direbahkan disandaran sofa, tampak dia lemas sekali. Mekinya masih tampak memerah, teteknya masih ereksi, karena putingnya tampak besar dan kencang, warnanya pink, indah sekali, sesuai dengan kulitnya yang kuning langsat.
” Kamu berbakat jadi Gigolo Ron ”
” Gigolo ? mana mungkin ? apa modalku ?”
” Ya, kamu jadi gigoloku saja !, kita bisa setiap saat begini ”
” Kamu juga mainnnya hot banget Rat ?! sudah pengalaman sekali, belajar dimana ?”
” Belajar ? ya dari pengalaman !. Tahu enggak kamu ? aku tidak bersuami ? kenapa ? karena aku takut mendapat laki-laki hidung belang. Soalnya, semua yang pernah meniduriku adalah laki-laki hidung belang, hanya butuh tubuhku saja. Dulu aku wanita panggilan, klienku orang-orang top, orang VIP, tarifku selangit. Tapi setelah aku diatas tigapuluh lima tahun, pasaranku merosot, dan aku memilih pensiun, kalah saingan dengan yang ABG-ABG ” Jawabnya tegas.
” Tapi kamu kaya raya ratna ?! kok tidak pilih suami yang mantap ?”
” Kamu khan suamiku ” Jawabnya bercanda.
” Kamu sering main dimana ? sering nyabo ya ? “kata ratna
.
” Yah….kadang-kadang, jika kebelet banget. Dulu sering dengan cewekku, dengan janda tetangga juga pernah, tapi enggak OK, janda kampung ! dengan banci juga pernah, tapi yang paling hot dengan kamu Ratna ?!
” Yah….kadang-kadang, jika kebelet banget. Dulu sering dengan cewekku, dengan janda tetangga juga pernah, tapi enggak OK, janda kampung ! dengan banci juga pernah, tapi yang paling hot dengan kamu Ratna ?!
” Ya jelas dong ? aku kan sudah lama banget enggak main, enggak
ngerasain ****** ! Tapi mulai malam ini, kamu akan aku ikat, kamu harus
jadi pacarku, bila perlu jadi suamiku. Aku jatuh cinta denganmu Rony,
sudah lama aku menarih simpati padamu ” Balas Ratna sambil menghampiriku
dan memelukku serta melumat bibirku dengan bibirnya. Kami birahi lagi,
sambil berpelukan dengan kaki diangkat sebelah dan diposisikan ke
sandaran sofa, Ratna menuntun ******ku dan dimasukkan kedalam liang
kemaluannya. Dia beraksi lagi, goyangannya membuat aku melayang-layang
ke awang-awang. Baru kali ini aku merasakan goyangan yang begitu penuh
gairah dan tenaga. Ratna melepas ******ku, dan dengan segera dia naik ke
rajang dan posisinya nungging. Waduhhhh…mekinya tampak besar sekali dan
hot, sepontan kumasukkan alat viatlku kedalam meki itu melalui posisi
seperti ****** kawin.
” Aduhhh Rony, kok enak banget ya ? lebih dalam lagi Ron, Ooohhh mentok … Ron”
” Sama, enak banget punya kamu Ratna, kamu sudah berumur, tapi barangmu pulen sekali”
” Aku rawat terus sayang…apalagi aku jarang main, paling-paling pakai
dildo, ya lama-lama bosen juga. Terus Ron..terus goyangnya, sambil remas
tetekku, gigit bahuku Ron, OOhhh……aku nikmat banget. Gigitanmu membuat
aku semakin nafsu. Ohhh terus Ron…OOhhh Ron aku keluar, aku keluar lagi,
aku kalah Ron ?! ”
Sejak saat itu, aku dan Ratna intim terus. Dia pindah rumah, ke
rumahnya yang baru. Begitu juga aku diajaknya disana tinggal serumah.
Rumah kosnya dikelola oleh pembantu rumah tangganya. Dirumah barunya
Ratna, aku bebas melakukan persetubuhan kapan saja, dengan gaya dan
posisi apa saja. Ibu kos ku ini, ibu Ratna ternyata mantan pelacur yang
selalu kesepian dan ketagihan sex.
Ada satu hal yang menyakitkan aku, kuliahku gagal, putus ditengah
jalan, karena sering aku bolos kuliah, bangun kesiangan kelewat capek
lembur semalam suntuk. Tapi aku dan Ratna hidup kumpul kebo bergelimang
harta dan uang. Aku disuruhnya mengelola duabelas armada angkot dan
kesemuanya pemilikannya diserahkan kepadaku. Aku bukan gigolo, karena
aku tidak pernah minta bayaran, aku menyayangi Ratna, karena aku memang
betul-betul mencintainya sepenuh hati. Usia kami berbeda jauh, dia sudah
berumur empat puluhan, sementara aku masih kepala dua, dia lebih pantas
jadi ibuku.Tapi aku sangat sayang dengannya
0 komentar:
Posting Komentar